I MADE RUMBAWA FKH UNUD

TUGAS INFEKSIUS I

OLEH

I MADE RUMBAWA

0809005023

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2010

ANTHRAX

Nama : I Made Rumbawa

Nim : 0809005023 PENYAKIT ANTHRAX 1. PENDAHULUAN Anthrac meupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman bacillus anthracis, dapat bersifat akut atau subakut. Penyakit ini bersifat zoonosis, dapat menyerang semua jenis hewan kecuali bangsa burung dan binatang berdarah dingin. Penyakit ini juga sering disebut sebagai radang limpa. 2. ETIOLOGI A. Morfologi a. Disebabkan oleh kuman bacillus anthracis, berbentuk batang atau balok dengan lebar sekitar 1 – 15 µm dan panjang 4 - 8 µm. b. Kuman ini akan berbentuk spora bila berhubungan dengan udara dan dapat tahan hidup bertahun-tahun. c. Bila specimen diambil dari tubuh hewan yang sakit karena anthrax, amak kuman akan tampak sendiri-sendiri atau membentuk rantai pendek tersusun dua sampai tiga kuman. Disamping itu kapsulnya kan terlihat dengan jelas bila diwarnai dengan methylen blue. d. Bacillus anthracis mempunyai spora yang terletak di sentral. Spora ini akan lebih jelas kelihatan bila diwarnai dengan pengecetan spora, yaitu pengecetan Fulton yang memakai malachite green. e. Spora anthrax baru terbentuk setelah berada di luar host. Sudana mengatakan bahwa pembentukan spora baru akan terbentuk setelah 15 jam berada di luar tubuh host. B. Sifat biakan Kuman anthrax dapat tumbuh pada media biakan sederhana seperti nutrient agar. Sheep blood agar dan pada beberapa media lainnya. Pada sheep blood agar akan tampak tidak atau sedikit menghaeolisasi sel darah merah. Kuman ini tidak bergerak atau non-motif. Pada media cair akan terjadi flokkulasi, hal ini sangat jelas terlihat bila media dikocok dimana flokulasi tersebut tampak seperti awan atau asap. Pada media semi solid, seperti MIO meldium akan tampak pertumbuhan kuman radien di sekitar tempat tusukan. Sifat biokimia bacillus anthracis adalah : membentuk asam tanpa gas dari glukosa, sukrosa, trehalosa, dextrose dan maltosa. C. Sifat fisiko kimia Bentuk vegetatif dari bacillus anthracis mudah rusak oleh lingkungan atau pengaruh luar. Pada suhu 60 derajat celcius akan rusak selama 30 menit. Demikian pula oleh bahan alcohol dan formalin. Tono PG, 1985 berhasil membunuh spora anthrax dengan jalan merendam spora anthrax pada savlon 5% selama 5 menit dan Zephiran 10% selama 10 menit. D. Struktur antigen Ada 3 macam antigen yang dihasilkan bacillus anthracis yakni : 1. protective antigen : Terdiri dari protein, terdapat pula filtrate dari perbenihan dengan suspensi kuman tertentu. Antigen ini berperan dalam merangsang kekebalan pada hewan. 2. capsular antigen Terdiri atas polipeptida yang mempunyai daya agresin sehingga dpat melindungi kuman dari fagositosis. 3. somatic antigen Terdiri atas polisakarida. Antigen ini tidak mempunyai arti penting dalam agresi kuman. 3. EPIZOOTIOLOGI a. Hewan rentan Kerentanan hewan terhadap kuman anthrax dapat dibagi dalam beberapa kelompok. Antara lain: 1. Hewan-hewan pemamah biak ( terutama sapi dan domba ). Kemudian disusul kuda, rusa, kerbau, marmot dan mencit. 2. Babi tidak begitu rentan, kejadiannya bersifat kronis. 3. Anjing, kucing dan sebagian bangsa burung relative tidak rentan tetapi masih dapat terinfeksi secara alamiah 4. Hewan-hewan berdarah dingin sama sekali tidak rentan. b. Cara penularan Wabah anthrax pada umumnya ada hubungannya dengan tanah netral dimana daerah seperti ini kuman hidup dengan baik. Infeksi terjadi melalui saluran pencernaan, yaitu karena makan daging yang terserang anthrax atau tumbuhan yang tercemar spora anthrax. 4. GEJALA KLINIS a. Demam tingi sampai 42 derajat celcius b. Hewan penderita tampak depresi, menggigil, lesu dan malas bergerak. c. Kematian terjadi sangat cepat, 1-2 hari sejak terjadinya infeksi. d. Hewan yang mati memperlihatkan leleran darah berwarna kehitaman seperti tir dari lubang – lubang kumlah seperti mulut, hidung, anus, dan vulva. e. Pada kuda sering terlihat adanya kolik, edema pada daerah tenggorokan, leher, bahu atau skrotum.  Gejala Klinik pada hewan Pada sapi, kerbau dan kuda umumnya anthrax bersifat akut atau perakut disertai septicemia. Oleh karena itu, kematian hewan secara mendadak, terutama jika terjadi didaerah endemic anthrax, tidak boleh langsung dilakukan autopsi, tetapi harus diyakinkan dahulu lewat pemeriksaan darah perifer( misalnya dari daun telinga) dan diberi pewarnaan cepat untuk memberikan gambaran sementara apakah anthrax atau bukan. Bila ada dugaan anthrax, bangkai harus segera di temukan darah yang berwarna hitam pekat yang sulit menggumpal keluar dari lubang ( anus , hidung,telinga). Sesaat sebelum hewan mati. Bangkai ternak yang mati oleh anthrax cepat membusuk. Pada kuda, selain demam tinggi sering ditemukan pula oedema sub kutis di daerah pectoral, inguinal , scrotum dan bawah kepala. Beberapa kuda mengalami hiperhidrosis dan kolik. Gejala diare dapat ditemukan pada beberapa ekor hewan. Keparahan penyakit dipengaruhi status kekebalan hewan, jumlah spora yang menginfeksi dan virulensi bakteri yang menyerang. Apabila penularan terjadi per os, bakteri anthrax akan masuk sistem limfatik dan menimbulkan limfangitis dan lymphadenityis yang kemudian menimbulkan septicemia. Bila bakteri masuk ke saluran pencernaan bagian tengah dan bawah akan menimbulkan enteritis ulceratie et haemorrhagica. Perkembangan bakteri anthrax dalam sistem limfatik relatif lambat, tetapi begitu masuk ke dalam aliran darah,bakteri ini berkembang dengan sangat cepat yang berlangsung terus sampai kematian. Kematian umumnya disebabkan oleh pengaruh prototoksin yang menimbulkan gangguan susunan syaraf pusat berupa kelumpuhan pusat respirasi dan mengakibatkan hipoksia.  Gejala Klinik Manusia Kejadian pada manusia paling sering ditemukan dalam bentuk kutan, karena serangannnya bersifat local. Gejalanya biasanya berupa karbunkel atau bungkul yang berwarna merah pucat kemudian berkembang menjadi kehitaman disertai cairan bening dan kemerahan. Bila bungkul tersebut pecah, maka akan terjadi jaringan nekrotik dan bungkul berikutnya akan muncul disekitarnya. Kejadian ini sulit sembuh. Infeksi secara umum juga dapat terjadi. Hal inilah yahng menyebakan kematian pada manusia. 5. PERUBAHAN PATOLOGI ANATOMI a. Terjadi edema pada organ parenkim b. Darah berwarna merah kehitaman seperti tir. c. Limpa membesar dan rapuh, sebab itu penyakit ini disebut juga penyalit radang limpa. d. Perlu diingat bahwa hewan yang mati karena penyakit anthrax dilarang untuk dibedah. Kuman ini akan dengan cepat membentuk spora bila berhubungan dengan udara luar. 6. DIAGNOSA a. Diagnose dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan data epidemiologi. b. Diagnose perlu dikukuhkan dengan pemeriksaan laboratorium yaitu guna mengisolasi kuman bacillus anthracis. c. Diagnosa juga dapat dilakukan dengan : pemeriksaan mikroskopis, pemupukan kuman, uji biologis, dan uji serologi i. Pemeriksaan Mikroskopis Bahan yang dipakai untuk pemeriksaan harus diambil dari keadaan segar. Material yang bisa dipakai antara lain : cairan tubuh, sedotan darah limpa, maupun darah tepi dari vena auricularis. Salah satu metoda untuk pengecetan preparat adalah metoda Fadyean, yakni : hapusan darah atau jaringan difiksasi dengan alcohol, warnai dengan 1% larutan methylen blue selama 5-10 menit. Selanjutnya dicuci dengan air kemudian dikeringkan. Pemeriksaan dibawah mikroskop dengan menggunakan minyak emersi. Kuman akan tampak berwarna ungu dan kapsul berwarna biru. ii. Pemupukan kuman Sediaan yang akan diperiksa harus dalam keadaan segar. Media yang digunakan adalah Agar darah, nutrient Agar dan nutrient broth. Pada media padat, koloni tampak dengan jelas, sedangkan pada media cair akan terjadi flokuulasi bila media tersebut digoyangkan. iii. Uji biologis Tujuan dari uji ini adalah untuk membuktikan Koch Postulate. Hewan percobaan yang dapat dipakai adalah tikus putih dan marmot. Penularan dapat dilakukan dengan jalan scarifikasi pada kulit, penyuntikan sub-cutan atau intramuscular. Hewan akan mati setelah 49 jam inokulasi. iv. Uji serologis Beberapa metoda yang dapat dipakai pada pemeriksaan serologis adalah : metoda thorne dan belton yakni dengan Gel Difussion Test. Metoda Darlow dkk, dengan Netralisasi pada kelinci. Pemeriksaan dengan FAT metoda Ascoli. Untuk mendiagnosa penyakit anthrax yang dicurigai, jaringan hewan diiris seberat 1-2 gram, selanjutnya dididihkan selama 5 menit dalam 5 ml saline yang berisi 0,1% asam asetat. Selanjutnya disaring. Tuangkan secara hati-hati 0,5 ml fltrat yang diperoleh kedalam tabung dan tambahkan 0,5 ml serum anthrax. Penambahan serum dilakukan hati-hati. Pembacaan dilakukan setelah 15 menit dengan hasil yang positif ditandai dengan terbentuknya cincin putih diantara kedua cairan tersebut. 7. DIAGNOSA BANDING a. Penyakit ngorok yang bersifat akut. b. Keracunan c. Diagnosa banding contohnya pasteurellosis, penyakit jembrana, surra, dan penyakit-penyakit lainnnya. i. Pasteurellosis Pada pasteurellosis ada busung pada bagian leher sampai ke dada, diare profus, terdengar suara ngorok. ii. Penyakit jembrana Penyakit ini memperlihatkan gejala berupa keringat berdarah, mencret, pembesaran limfoglandula prae scapularis dan prefemoralis. Sedang anthrax mengeluarkan darah berwarna hitam dari lubang-lubang alami dan pembesaran limfoglandulla tidak sebesar pada jembrana. iii. Surra Penyakit surra pada kuda merupakan diagnosa banding dari penyakit anthrax. Busung pada surra hamper mirip dengan busung pada anthrax. Pada surra terdapat gejala berputar dengan kaki kebelakang tetapi bagaikan sumbu. iv. Penyakit lainnya Penyakit Rinderpest, Piroplasmosis dan beberapa penyakit lainnya yang menyebabkan kematian mendadak akan dapat mengacaukan diagnosa di lapangan, untuk mengukuhkan diagnosa perlu uji laboratorium. 8. PENGOBATAN a. Pengobatan dengan serum kebal secara cepat dapat menolong proses kesembuhan. b. Pemberian antibiotika dibawah pengawasan dokter hewan. 9. TINDAKAN PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN Untuk pencegahan terhadap penyakit anthrax maka yang perlu diperhatikan adalah factor peningkatan antibody dari hewan yang bersangkutan. Vaksinasi dengan berbagai macam vaksin telah dicoba oleh beberapa ahli. Seperti vaksin Pasteur 1, Pasteur 2, yang digunakan sejak tahun 1879, vaksin spora, vaksin BRS dan PGV yang terakhir adalah vaksin Max Sterne atau dikenal vaksin 34 F2 atau vaksin spora hidup avirulen tidak berkapsul. 1. Pencegahan Bagi daerah bebas anthrax tidak boleh melakukan vaksinasi. Tindakan pencegahan hanya dilakukan pengawasan yang ketat terhadap pemasukan hewan. Bagi daerah tertular dilakukan vaksinasi yang di Indonesia dipakai vaksin 34 F2 dengan dosis : hewan besar 1 ml disuntikkan secara subkutan, sedangkan hewan kecil 0,5 ml disuntikkan secara subkutan. 2. Pengendalian dan pemberantasan Hewan penderita harus diasingkan sedapat mungkin diisolasi di tempat kejadian dimana hewan tersebut mati. Isolasi dilakukan dengan cara membuat kandang dan disampingnya dibuatkan lubang sedalam 2,5 meter untuk penampungan kotoran dan sisa makanan. Bila hewan mati atau lubang telah berisi sedalam 60 cm, maka lubang tersebut harus ditimbun dan kandang serta hewan yang mati di baker. Bagi hewan tersangka diperlakukan sama. Bila dalam pengasingan selama 14 hari tidak timbul gejala sakit, maka hewan dapat dibebaskan. Hewan sakit dapat diberikan anti serum dengan dosis 100-150 ml untuk hewan besar dan untuk hewan kecil 50-100 ml secara subcutan. Antibiotika yang baik dan efektif untuk penyakit ini adalah penisilin dengan dosis : 6000-20.000 IU/kg berat badan, sedangkan untuk komplikasi penyakit lain oleh kuman Gram negative dapat dikombinasikan dengan streptomisin dengan dosis 10 gram untuk hewan besar. 10. MATERIAL UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM a. Untuk isolasi kuman atau membiakan spora dapat dikirim : darah, bahan-bahan seperti tanah, kulit dan lain-lainnya yang dicurigai tercemar spora kuman anthrax. b. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium harus betul-betul berhati-hati dan dilakukan oleh aparat / petugas yang berwenang. c. Dilarang mengirim specimen dari hewan yang dicurigai menderita anthrax ke BPPH Wilayah VI Denpasar.

Minggu, 09 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I MADE RUMBAWA FKH UNUD

CARI DISINI YAH.....

MY FRIENDS

GUARDER

PROFIL DAN RIWAYATKU

ANTHRAX